Assassin’s Creed selalu dikenal sebagai seri game yang menghadirkan petualangan mendalam dengan elemen aksi dan cerita sejarah. Namun, entri terbaru, Assassin’s Creed Shadows, memicu diskusi hangat, terutama terkait perilisan versi Jepangnya.

Ubisoft telah mengumumkan sejumlah perubahan signifikan pada konten game ini demi memenuhi regulasi lokal. Apa saja perubahan tersebut, dan bagaimana dampaknya pada pengalaman bermain? Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Assassin’s Creed® Shadows

Sensor pada Versi Jepang

Ubisoft mengonfirmasi bahwa beberapa elemen grafis dalam Assassin’s Creed Shadows akan dihapus dari versi Jepang untuk mematuhi standar yang ditetapkan oleh CERO (Computer Entertainment Rating Organization).

Salah satu perubahan utama adalah penghapusan fitur dismemberment, yaitu kemampuan untuk memotong leher dan anggota tubuh musuh selama pertempuran. Jika di wilayah lain fitur ini bisa diaktifkan atau dinonaktifkan sesuai preferensi pemain, di Jepang fitur ini sepenuhnya dihilangkan. Selain itu, luka pada tubuh karakter juga akan disesuaikan agar terlihat lebih halus dan tidak terlalu grafis.

Ubisoft juga melakukan perubahan pada elemen audio. Meskipun detail spesifik belum diungkapkan, perubahan ini mencakup dialog, efek suara, atau musik tertentu yang disesuaikan dengan standar lokal untuk memastikan game dapat diterima oleh audiens Jepang.

Regulasi Ketat dari CERO

CERO memiliki regulasi yang sangat ketat terhadap kekerasan, elemen seksual, dan tindakan anti-sosial dalam game. Bahkan, meskipun Assassin’s Creed Shadows sudah mendapatkan rating CERO Z—yang hanya diperuntukkan bagi pemain berusia 18 tahun ke atas—beberapa elemen game ini tetap dianggap melampaui batas.

Kasus serupa sebelumnya juga pernah terjadi. Pada 2021, Capcom menghapus adegan pemenggalan kepala dari Resident Evil Village untuk memenuhi regulasi ini. Sementara itu, pada 2022, Krafton memilih untuk tidak merilis The Callisto Protocol di Jepang karena sulitnya menyesuaikan konten dengan standar tersebut.

Selain elemen kekerasan, regulasi CERO juga mencakup sensitivitas budaya dan ideologi. Hal ini tercermin dalam perubahan deskripsi karakter Yasuke di laman Steam versi Jepang. Awalnya disebut sebagai “samurai,” deskripsi tersebut diubah menjadi “pejuang bernilai seribu orang,” kemungkinan untuk menghindari potensi kontroversi terkait sensitivitas budaya.

Kontroversi Seputar Karakter Yasuke

Karakter Yasuke dalam Assassin’s Creed Shadows telah menjadi sorotan di kalangan gamer. Sebagian pihak mempertanyakan penggambaran Yasuke sebagai “samurai,” yang memicu diskusi tentang akurasi sejarah dalam game.

Ubisoft menjelaskan bahwa tujuan mereka adalah menciptakan pengalaman bermain yang menarik tanpa membawa agenda tertentu. Namun, perubahan deskripsi Yasuke untuk versi Jepang menunjukkan bahwa adaptasi konten untuk pasar global membutuhkan pertimbangan yang matang, terutama dalam menjaga sensitivitas budaya.

Jadwal Rilis

Assassin’s Creed Shadows dijadwalkan rilis pada 20 Maret 2025 dengan penyesuaian khusus untuk versi Jepang yang mencakup perubahan pada elemen grafis dan audio demi memenuhi regulasi lokal.

Di wilayah lain, game ini akan dirilis tanpa perubahan tersebut, memungkinkan pemain untuk menikmati fitur asli, seperti dismemberment dan elemen kekerasan grafis lainnya, sesuai preferensi mereka. Bagaimana perubahan ini memengaruhi pengalaman bermain, khususnya di Jepang, menjadi hal yang menarik untuk disimak.

Source: PC Gamer

Tokyo Game Show 2025 Special Report

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini