Japan Association of Corporate Executives (Keizai Doyukai) mengusulkan pendekatan baru untuk menghidupkan kembali manga yang pernah dihentikan serialisasinya lebih awal—dikenal sebagai Canceled Manga—untuk diadaptasi menjadi anime. Usulan ini menjadi bagian dari strategi untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dalam industri anime di Jepang.
Strategi Tiga Tahap untuk Adaptasi Anime
Dalam dokumen rekomendasi yang dirilis pada April, Keizai Doyukai memaparkan strategi promosi bertahap yang melibatkan partisipasi penggemar anime dari Jepang maupun luar negeri.
Tahap pertama dimulai dengan mengumpulkan penilaian dari penggemar melalui media sosial terhadap pre-productions dan Canceled Manga yang sebelumnya tidak berhasil di pasar domestik.
Karya yang mendapatkan respons tinggi akan dilanjutkan menjadi film pendek. Film pendek yang mendapat pujian kemudian akan dinominasikan dalam ajang penghargaan.
Berdasarkan hasil nominasi dan penghargaan tersebut, proposal produksi anime akan disusun. Dana produksi akan disiapkan, dan komite produksi akan dibentuk. Pendanaan project akan bersumber dari investasi yang dihimpun dari penggemar anime dan pelaku industri.
Dukungan Pemerintah dan Keterlibatan Lembaga
Keizai Doyukai mengusulkan agar pemerintah turut mendukung pengembangan anime melalui berbagai bentuk dukungan. Ini mencakup penguatan lembaga pendidikan, penyelenggaraan acara penghargaan, kegiatan lokalisasi konten, serta partisipasi dalam pameran dagang internasional. Pemerintah juga dapat berperan dalam pembuatan materi pra-produksi serta proses produksi dan pascaproduksi untuk karya orisinal yang dikembangkan oleh perusahaan kecil dan menengah.
Dalam konferensi pers, Chairman Jupiter Telecommunications (J-COM), Bin Haga, menyarankan agar penilaian penggemar juga mencakup manga yang telah dibatalkan maupun yang belum sempat diserialisasikan. Ia juga mengusulkan sistem peringkat mingguan sebagai bagian dari proses evaluasi awal sebelum project anime dilanjutkan ke tahap berikutnya.

Isu Struktural dalam Industri Anime
Keizai Doyukai menyoroti sejumlah permasalahan dalam industri anime yang dinilai menghambat pertumbuhan. Di antaranya adalah stagnasi upah animator, kekurangan tenaga kerja, dan struktur komite produksi yang membatasi peran anggota hanya pada area spesifik seperti penjualan internasional, merchandising, atau promosi siaran televisi. Hal ini dianggap menyulitkan pengembangan produser bisnis yang dapat memperluas distribusi anime secara global.
Rekomendasi Kebijakan
Rekomendasi yang diajukan Keizai Doyukai meliputi:
- Peninjauan ulang praktik kontrak serta pelaksanaan survei dan kampanye edukasi publik untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum dan pedoman. Japan’s Fair Trade Commission (FTC) saat ini sedang menyelidiki kontrak antara kreator anime dan perusahaan produksi.
- Evaluasi harga jasa animator dan pembagian pendapatan yang lebih adil untuk pekerja lepas. Berdasarkan survei JAniCA tahun 2023, sebanyak 47,3% animator di Jepang bekerja secara freelance atau wiraswasta.
- Transformasi digital dalam proses produksi anime. Beberapa perusahaan, seperti Dandelion Animation Studio (The First Slam Dunk), Kadokawa, dan Toho telah mengadopsi sistem manajemen kontrak Contract One dari Sansan Inc.
- Dukungan pemerintah dalam penyediaan alat produktivitas untuk perusahaan produksi lapisan bawah.
- Legislasi dan pengembangan teknologi untuk mendukung penggunaan AI di industri anime.
- Pelatihan animator secara berkelanjutan.
- Promosi upaya antipembajakan di luar negeri, termasuk pelatihan untuk animator asing dan pemberian peluang kolaborasi dengan perusahaan anime di Jepang.
Respon Penggemar Internasional dan Contoh Kasus
Keizai Doyukai menyebut bahwa pengembangan anime berdasarkan karya orisinal yang tidak memiliki sumber membutuhkan waktu dan biaya tinggi, sehingga menyulitkan proses investasi. Sebagai alternatif, penilaian daring oleh penggemar terhadap prototipe atau pre-productions dinilai dapat membantu menurunkan risiko investasi.
Di sisi lain, karya yang sudah memiliki sumber seperti manga lebih mudah menarik pendanaan. Namun, perusahaan di luar struktur komite produksi menghadapi hambatan besar untuk dapat terlibat.
Pada Maret lalu, VIZ mengumumkan adaptasi anime untuk Black Torch, sebuah Canceled Manga yang dihentikan setelah 19 chapter karena respons yang kurang di Jepang. Shueisha, penerbitnya, dikenal menghentikan serialisasi judul-judul tertentu dengan cepat, bahkan sebelum lisensi internasional diumumkan atau minat pasar luar negeri dapat terbentuk. Hal ini menyebabkan keterlibatan penggemar internasional jarang dipertimbangkan dalam proses penentuan keberhasilan judul.
Jika adaptasi Black Torch berhasil, hal ini dapat membuka peluang baru untuk judul-judul pendek lainnya yang sebelumnya dihentikan. Dalam pengumuman lisensi Spring 2026, VIZ juga menyertakan beberapa judul pendek seperti Two on Ice, Green Green Greens, Shadow Eliminators, dan Super Psychic Policeman Chojo.
Tentang Keizai Doyukai
Keizai Doyukai merupakan salah satu asosiasi bisnis terkemuka di Jepang. Organisasi ini didirikan pada tahun 1946 sebagai lembaga swasta, nirlaba, dan nonpartisan. Berdasarkan informasi di situs resminya, Keizai Doyukai beranggotakan sekitar 1.600 eksekutif dari 1.000 perusahaan. Organisasi ini aktif dalam pembentukan kebijakan publik dan pengembangan industri di bidang politik, ekonomi, dan sosial.
Source: Japan Association of Corporate Executives (Keizai Doyukai)