Dead by Daylight merilis chapter baru berjudul “Sinister Grace” yang menghadirkan Killer terinspirasi folklore Thailand bernama The Krasue serta Survivor baru, Vee Boonyasak.

Chapter kali ini fokus pada horor bertema tubuh dan latar budaya Asia Tenggara, dengan penekanan pada kontras antara seni pertunjukan dan kutukan. Chapter baru ini tersedia di PC, PlayStation, dan Xbox, sementara versi Nintendo Switch diumumkan hadir pada tanggal yang sama.

Dead by Daylight’s Sinister Grace (Behaviour Interactive)
Dead by Daylight’s Sinister Grace (Behaviour Interactive)

Legenda Asia Tenggara

The Krasue berasal dari tokoh bernama Burong Sukapat, penyanyi opera dengan reputasi kuat di masa lalu. Pada siang hari, ia dikenal lewat suara dan penampilannya di panggung, sementara pada malam hari berubah menjadi entitas kepala melayang yang mencari mangsa. Transformasi ini menyajikan lapisan cerita yang memberi ruang interpretasi: sosok publik yang elegan, namun menyimpan sisi gelap akibat kutukan.

Di sisi lain, Vee Boonyasak adalah drummer dari band punk Axekick. Ia terhubung ke legenda Burong setelah menemukan rekaman vokalnya dan memasukkan sampel itu ke musiknya, sebelum akhirnya terseret ke dalam Fog. Keterkaitan musik opera dan punk memberi irisan tematik yang unik tanpa melampaui batas lore inti game.

The Krasue yang beringas

Di dalam gameplay, The Krasue mengandalkan dua bentuk untuk menekan Survivor. Body Form memungkinkannya bergerak di peta sambil meluncurkan Leeching Gland untuk mengutuk target. Setelah Survivor terkena kutuk, Head Form digunakan untuk mengejar dengan kecepatan tinggi dan menyerang melalui Intestinal Whip. Pola ini mendorong rotasi bentuk sesuai situasi: melemahkan dari jarak aman lalu mengonversi tekanan menjadi hit cepat.

Bagi yang baru mencoba, pendekatannya menuntut latihan agar transisi antar bentuk terasa efisien. Bagi penggemar Killer yang responsif, kombinasi kontrol peta dan burst chase dapat membuka variasi taktik di mid hingga late trial.

Dead by Daylight’s Sinister Grace (Behaviour Interactive)
Dead by Daylight’s Sinister Grace (Behaviour Interactive)

Vee Boonyasak dan koleksi kosmetik

Vee hadir sebagai Survivor baru dengan latar musik punk yang kontras dengan opera Burong. Representasi ini diperluas lewat Sinister Grace Collection, yang mencakup kostum panggung Burong, pakaian panggung Vee, serta set kasual yang menggambarkan kehidupan mereka sebelum terjerat Fog.

Pendekatan visual ini mendukung pembacaan karakter dari sisi profesi dan identitas kultural, tanpa menggeser fokus utama ke mekanik. Untuk komunitas yang memperhatikan detail romansa estetika, perpaduan opera dan punk membuka wacana gaya dan ekspresi yang jarang bersinggungan di semesta DbD.

Perspektif budaya dan penyajian horor

Sinister Grace menampilkan interpretasi folklore Thailand yang dikenal secara regional, dengan penekanan pada elemen horor tubuh. Bagi sebagian pemain, aspek visual The Krasue bisa memicu reaksi kuat. Dalam konteks budaya, representasi seperti ini acap kali menuntut sensitivitas terhadap sumber cerita.

Pengemasan DbD di sini menghubungkan mitos lokal ke format asimetris yang sudah familiar di game, tanpa mengubah struktur inti peran Killer dan Survivor. Untuk pembaca yang mengikuti tren horor Asia, keberadaan karakter yang merujuk ke entitas populer dalam budaya Thailand menambah variasi referensi di katalog DbD.

Penekanan utama dari rilis ini berada pada kombinasi lore yang mudah dipahami, desain visual yang konsisten dengan tema, dan pola permainan yang memadukan kontrol peta serta pecutan kejar. Bagi yang mencari pengalaman horor yang kuat dalam game, The Krasue menawarkan peralihan bentuk yang menuntut timing, sementara Vee membawa latar musik yang memperkaya sisi naratif. Rilis ini menambah daftar ekspansi DbD yang mengangkat inspirasi lintas budaya sambil mempertahankan struktur gameplay khasnya.

Tokyo Game Show 2025 Special Report

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini