Kamu mungkin termasuk yang tumbuh besar bersama anime Pokemon, tapi ada satu episode yang hampir pasti tidak pernah kamu tonton. Bukan karena tidak populer, tetapi karena episode ini dilarang tayang ulang setelah menyebabkan kejadian medis besar di Jepang.

Kilatan cahaya yang mengubah sejarah anime

Dennō Senshi Porygon tayang untuk pertama dan terakhir kalinya di Jepang pada 16 Desember 1997. Dalam episode ini, Ash dan teman-temannya masuk ke dunia digital melalui sistem pengiriman Pokemon dan bertemu Porygon, Pokemon virtual yang dikendalikan oleh Team Rocket untuk mencuri data.

Setelah berhasil mengatasi ancaman dari Porygon, mereka diserang oleh program antivirus. Pikachu kemudian menggunakan Thunderbolt untuk menghentikan serangan tersebut. Pada saat itulah terjadi adegan dengan efek visual paka paka, yaitu teknik animasi yang menampilkan kilatan warna merah dan biru bergantian sebanyak 12 kali per detik selama hampir enam detik.

Efek visual ini ternyata tidak hanya membuat adegan terasa intens, tetapi juga memicu gejala medis pada ratusan penonton muda.

Ratusan anak dilarikan ke rumah sakit

Sekitar satu jam setelah episode ini tayang pukul 18:51 waktu setempat, lebih dari 600 anak di Jepang dilarikan ke rumah sakit. Mereka mengalami berbagai gejala seperti kejang, pandangan kabur, pusing, mual, muntah, dan hilang kesadaran. Laporan dari Japan’s Fire-Defense Agency menunjukkan bahwa pada pukul 19:30, gelombang pertama pasien telah memenuhi ruang gawat darurat.

Jumlah total anak yang melaporkan gejala meningkat menjadi lebih dari 12.000 setelah media menayangkan ulang cuplikan adegan kilatan dalam berita malam. Tayangan ulang ini diduga memperburuk situasi, karena menyebabkan gelombang kedua penonton yang juga jatuh sakit.

Dugaan histeria massal dan hasil penelitian

Meskipun sebagian kecil dari anak-anak tersebut terdiagnosis epilepsi fotosensitif, sebagian besar lainnya tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan neurologis setelah diperiksa. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa banyak gejala disebabkan oleh efek psikologis yang menyebar cepat melalui liputan media dan percakapan di lingkungan sekolah.

Penelitian yang diterbitkan dalam Southern Medical Journal oleh Benjamin Radford dan Robert Bartholomew menyebutkan bahwa gejala seperti mual, pusing, dan ketakutan massal menunjukkan ciri khas epidemic hysteria. Mereka menyimpulkan bahwa reaksi berlebihan ini dipengaruhi oleh paparan media dan kekhawatiran kolektif, bukan hanya oleh efek visual semata.

Sebagai respons cepat, episode ini ditarik dari peredaran dan tidak pernah ditayangkan ulang. Karakter Porygon pun jarang muncul lagi dalam serial utama, meskipun bukan dia yang menyebabkan efek kilatan tersebut.

Incredibles 2 dan kesadaran akan risiko kilatan

Gambar via IMDb

Meski kasus Pokemon merupakan contoh ekstrem, risiko serupa juga muncul di era modern melalui film Incredibles 2. Bedanya, kali ini penanganannya jauh lebih cepat.

Beberapa adegan dalam film ini mengandung efek strobe intens yang berpotensi membahayakan penderita epilepsi fotosensitif. Setelah film mulai tayang di bioskop pada 2018, sejumlah penonton melaporkan gejala yang mirip dengan kasus sebelumnya.

Menanggapi hal ini, Epilepsy Foundation mengeluarkan peringatan resmi kepada publik. Disney kemudian meminta jaringan bioskop untuk memasang pemberitahuan di lokasi penayangan agar penonton yang memiliki kondisi medis tertentu bisa lebih waspada. Tindakan ini menjadi contoh respons cepat dan preventif dalam menghadapi potensi risiko kesehatan visual.

Pelajaran dari insiden Dennō Senshi Porygon

Insiden ini menjadi peringatan serius bagi industri animasi tentang pentingnya keamanan visual, terutama untuk konten yang ditujukan kepada anak-anak. Setelah kejadian tersebut, banyak studio animasi di Jepang dan negara lain mulai mengatur ulang standar produksi terkait penggunaan efek kilatan cahaya.

Untuk kamu yang menyukai anime dengan gaya visual eksperimental, penting untuk memahami bahwa tidak semua efek yang terlihat menarik di layar aman untuk semua orang. Tragedi ini menunjukkan bahwa satu adegan dalam animasi bisa berdampak luas secara medis, sosial, dan emosional.

Source: Southern Medical JournalIFLScience, TODAY

Tokyo Game Show 2025 Special Report

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini