Terbitnya live adaptation dari seri HBO The Last of Us musim kedua (dan berlanjutnya ke musim ketiga), muncul banyak perdebatan tentang bagaimana kualitas seri tersebut setelah diadaptasi dengan inti cerita yang sama.

Tapi, sebaiknya kita mengarahkan pandangan dahulu kepada game yang menjadi basis: The Last of Us Part II Remastered yang tiba pada PC. Review kali ini akan lebih berfokus kepada game kedua atau Part II, namun akan terdapat beberapa referensi dari Part I yang merupakan awal dari seri panjang Last of Us.

Naratif Cerita yang Mengejutkan namun Menarik Rasa Penasaran

Sebenarnya cukup sulit untuk menggambarkan betapa sangat dipikirkannya jalan cerita tiap karakter sehingga menjadi unik. Harus diakui, salah satu kekuatan dari game ini adalah narasi ceritanya.

Tanpa memberikan spoiler, secara umum cerita The Last of Us berangkat dari karakter utama Joel dan Ellie yang melintasi berbagai daerah dan semacam zombie yang diakibatkan oleh cordyceps yang menyebar antara melalui gigitan atau spora. Yang dilakukan baik adalah bagaimana Naughty Dog mengembangkan tiap karakter hingga saling terkait satu sama lain.

In-Game Screenshot: The Last of Us Part II
In-Game Screenshot: The Last of Us Part II

Sepanjang jalan cerita, pemain akan melihat Ellie dan karakter sekitarnya menuju sebuah tujuan (yang merupakan premis utama dari setiap objektif), namun terdapat berbagai cutscene yang memberikan konteks dan membangun perlahan. Lama-lama, cerita yang awalnya tentang bertarung melawan infected, menjadi pertarungan dengan skala lebih besar. Manusia? Oposisi? Ide? Pemain dapat melihat di tengah situasi yang begitu sulit, sifat asli dari karakter ini akan muncul perlahan.

In-Game Screenshot: The Last of Us Part II
In-Game Screenshot: The Last of Us Part II

Secara spesifik pada bagian kedua dari seri ini, pemain akan melihat dua sudut pandang yang berbeda dari dua karakter utama, yang sebenarnya jika dipikir-pikir, mereka adalah peran antagonis untuk masing-masing. Inilah yang membuat The Last of Us Part II, khususnya bagian kedua ini, mendapatkan banyak apresiasi terhadap cerita yang mereka bangun.

Gameplay Simpel Tapi Cukup Memuaskan

Bisa dikatakan tidak ada senjata maupun mekanik yang begitu mindblowing dalam navigasi permainan ini. Namun, ini bukan menjadi sebuah kekurangan, melainkan aspek yang membuat fokus pemain menjadi terarah dengan baik.

In-Game Screenshot: The Last of Us Part II
In-Game Screenshot: The Last of Us Part II

Di bagian satu maupun kedua, karakter utama dapat menggunakan berbagai macam senjata jarak jauh, jarak dekat, maupun eksplosif. Pemain dapat melakukan upgrade pada senjata ini, namun perubahannya tidak terlalu signifikan sehingga mengubah alur game.

Secara garis besar, tidak disarankan untuk selalu nekat menghadapi musuh secara terang-terangan, dikarenakan sumberdaya biasanya cukup terbatas, dan kalaupun ada, terletak di daerah yang tentu terdapat banyak musuh. Manajemen sumberdaya menjadi begitu penting.

In-Game Screenshot: The Last of Us Part II
In-Game Screenshot: The Last of Us Part II

Pada umumnya, pemain hanya bisa mempersiapkan sumberdaya mereka secara maksimal, atau meletakkan bom pada titik tertentu. Musuh akan muncul hanya saat pemain memasuki tempat tertentu, sehingga respon cepat diperlukan (mirip seperti dungeon).

Agak disayangkan karena limitasi tersebut, tapi dapat dipahami. Ini menjadi pendekatan yang memberikan efek surprise, sehingga mendukung narasi secara umum game bertema post-apocalyptic ini. Tapi ini tidak begitu menjadi masalah, terutama di difficulty normal yang sepertinya menjadi pilihan mayoritas gamer pada umumnya.

World-Building yang Sangat Baik

Untuk game kaliber AAA seperti The Last of Us, grafik dan dunia yang enak dipandang sepertinya sudah menjadi keharusan. Tentunya, dengan standar engine dan kompetisi antar game lain yang cukup intens, tentunya pemain pasti memiliki ekspektasi yang tinggi. Agak sulit menggambarkan kecocokan antara dunia The Last of Us dengan grafik, karena poin baiknya bukan hanya pada lingkungan maupun butiran salju yang detail, tetapi kepada bagaimana mendukungnya setiap objek dan lekuk bangunan sehingga kita sebagai pemain selalu merasa di ujung tanduk.

In-Game Screenshot: The Last of Us Part II
In-Game Screenshot: The Last of Us Part II

Contohnya, tidak jarang Ellie melewati berbagai bangunan tua yang sudah tidak digunakan, sehingga (kita tahu) akan ada suatu saat di mana barang jatuh maupun bangunan rusak bisa terjadi kapan saja. Ketika kejadian itu pun terjadi, kepiawaian penggunaan space kecil dan sempit dikombinasikan dengan sebuah harta karun atau jalan keluar di ujungnya, menjadi daya tarik tersendiri.

Kita perlu memberikan kudos, bahwa setiap saat akan memasuki bangunan baru, pemain akan diberikan sebuah perasaan ragu, dan tidak ada jalan lain kecuali berjalan masuk.

In-Game Screenshot: The Last of Us Part II
In-Game Screenshot: The Last of Us Part II

Pada akhirnya, The Last of Us Part II Remastered dengan tepat menggambarkan dunia post-apocalyptic dengan baik dan dipikirkan dengan matang.

Pacing Cerita Cukup Kontroversial

Sayangnya, pengembangan naratif utama yang menjadi poin kuat dari Last of Us Part II ini tetap saja memiliki trade off. Tanpa memberikan spoiler yang jelas, terdapat sebuah keputusan cerita di awal game sebagai inciting incident yang menjadi titik perputaran cerita, yang cukup kontroversial.

Hal ini membuat nosi bahwa yang dilakukan di Part I menjadi “sia-sia”. Tentu, dalam berjalannya cerita, pemain akan mulai memahami mengapa hal tersebut terjadi. Tetapi sepertinya akan lebih baik, jika terdapat beberapa scene atau waktu awal yang pemain habiskan untuk melanjutkan selama 1-2 jam soal hubungan antara kedua karakter ini.

Kesimpulan

In-Game Screenshot: The Last of Us Part II
In-Game Screenshot: The Last of Us Part II

The Last of Us Part II (PC) bisa dibilang merupakan game yang mengeksekusi naratif dan dunia dengan hampir sempurna, membuat pemain selalu penasaran dengan apa saja hal yang ada di tempat selanjutnya, sehingga selalu termotivasi untuk bergerak ke depan. Mekanik yang simpel membuat pemain menjadi fokus pada narasi yang ingin disampaikan.

Kelebihan

  • Naratif cerita yang menarik rasa penasaran eksplorasi lebih jauh
  • Mekanik yang simpel tapi terfokus
  • World-building yang mendukung gameplay

Kekurangan

  • Pacing cerita awal yang kontroversial dapat membuat sebagian pemain kecewa

The Last of Us Part II (PC)

Gameplay
Feature
Story

Summary

The Last of Us Part II merupakan game post-apocalyptic yang mengeksekusi naratif zombie dengan hampir sempurna serta didukung oleh dunia yang komprehensif.

4.5

Tokyo Game Show 2025 Special Report